25.11.07

Desain Clothing Tren Musiman

Produk clothing yang target konsumennya menyasar anak muda, hampir semua tidak melupakan sentuhan desain yang artistik. Pembeli lebih memilih desain yang menarik dan membuat mata melirik bahkan terpancing membeli daripada soal harga. Apalagi kebanyakan konsumen anak muda, ingin berpenampilan beda dari yang lain. Wajar saja kelihatannya. Meski harganya murah, bila desain itu tidak menarik, jamak atau pasaran maka belum tentu dibeli.

Bahkan, pernah juga saya melihat sekelompok anak muda berdandan ekstrim. Memakai pakaian dan aksesori “tabrakan warna” yang mungkin oleh sebagian orang dianggap tidak lazim. Tapi mereka justru berkilah, itu bukan masalah dengan penampilannya, asalkan ragam aksesoris itu tetap nyaman dipakai dan matching dengan kepribadiannya.

Banyak anak muda sekarang saat mereka membelanjakan uangnya untuk membeli produk clothing, hampir dipastikan bersandar pada pemilihan desain dan model yang cocok. "Pokoknya saya cuman lihat desain dan modelnya. Dari desain yang nge-trend itu, saya lihat warnanya dan tulisan atau gambar pada desain. Setelah itu baru deh harga," ungkap salah seorang mahasiswa swasta di kota budaya ini.

Memang, banyak pemain bisnis clothing di kota ini, demi menarik banyak konsumen, mereka gencar melakukan inovasi desain maupun beradu kreativitas dengan mengeluarkan kekuatan karakter khas masing-masing. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang hanya sekedar menjadi oportunis, meniru habis, meng-copy paste, mengambil image illegal dari luar negeri. Meski terkesan tidak kreatif, tapi semua itu tak bisa dihindari dalam dunia bisnis masa kini. Namun yang jelas, cara seperti itu hanya akan tetap membuat mereka sebagai pelengkap saja.

Setelah kurang lebih lima tahun atau lebih, perjalanan brand clothing yang mempunyai karakter kuat nan khas, dibarengi promo yang kreatif tiap kali memunculkan produk terbaru, akan berbeda dengan brand yang hanya mengiblat pada trend musiman belaka.

Persaingan bisnis yang ketat kini akan menguji siapa pemain yang lebih jeli melihat kondisi pasar dan pandai mengeluarkan inovasi strategi demi menggaet konsumen yang loyal dan fanatik. Tidak hanya sekedar survive!

Pada akhirnya bisa dilihat, siapakah sesungguhnya trendsetter dan siapakah follower, bisa saja masing-masing mengaku menjadi pencipta tren dilihat dari skala bisnis. Namun pada batasan tertentu dalam bisnis, pemain yang memperhatikan secara detail produk, brand image dan seluruh attitudenya itulah yang akan keluar sebagai pemegang pasar yang sejati secara kualitatif, bukan sekadar kuantitatif.


Semangat dan perhatian itulah yang sekarang diusung dan dipegang erat oleh Rafa, islamic brand clothing asal Solo, yang berkarakter kuat dalam mengeluarkan beragam produk dengan desain islami syar’i yang benar. Insya Allah. Be a trend setter, nor a follower!

2 comments:

Anonymous said...

assalamu'alaykum kang...
di link ke webku yooooooooo.......

Nutrisi Probiotik Burung said...

ini andriks, hubungi 0271 7952018, old frend